Halaman

Rabu, 29 Januari 2014

Diusulkan Peringatan Bahaya Makan Fast Food









surya online, surabaya – gubernur jatim soekarwo mendesak pemerintah pusat melakukan penanganan masalah tembakau secara terpadu, dengan melibatkan semua pihak terkait.
mulai kementerian perdagangan, kemenetrian pertanian, kementerian kesehatan, dan kementerian tenaga kerja, serta pihak terkait lainnya.

“jadi jangan hanya kementerian kesehatan yang pro-aktif, agar solusi yang didapat tidak parsial dan bisa menyeluruh.
pembicaraan terpadu antar-kementrian mutlak diperlukan,” tegasnya, rabu (29/1/2014), dalam dialog publik bertema “menuju masyarakat jatim yang lebih sehat dan sejahtera”, di garden palace surabaya.

hadir dalam dialog publik tersebut menteri kesehatan nafsiah mboi dan pihak-pihak yang terkait di bidang tembakau.

menurut pakde karwo, penerapan pp 109/2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan membuat petani tembakau makin terjepit.

yang lebih membingungkan, di satu sisi pemerintah membatasi tanaman tembakau, tapi di sisi  lain pemerintah malah mendatangkan dan mengimport tembakau dari negara lain dan nilainya mencapai 154 juta dolar as.
“itu kan tidak masuk akal,” tandasnya.

karena belum ada solusi yang menyeluruh dan komprehensif dari pemerintah pusat, pemprov jatim terus membela petani tembakau.
hal itu dilakukan, karena jatim merupakan penyumbang cukai rokok terbesar di indonesia.

“tahun lalu (2013) jatim menyumbangkan hampir rp 50 triliun untuk cukai rokok,” katanya.

mestinya, sebelum minta petani berhenti menanam tembakau menyikapi adanya framework convention on tobacco control (fctc), yakni konvensi tentang pengendalian tembakau dan merupakan instrument legal di tingkat internasional, pemerintah, kata pakde karwo harus menemukan tanaman pengganti tembakau dengan tanaman lain yang hasilnya secara ekonomi melebihi hasil panen tembakau.
jika itu dilakukan, dirinya yakin petani akan beralih dari menanam tembakau ke komoditas lain.

khusus menyikapi bahaya rokok, pakde berharap ada perlakuan seimbang terhadap pemicu terbesar penyebab penyakit tidak menular.
peringatan bahaya kepada masyarakat mestinya tidak hanya pada rokok saja, tapi juga ketika mengonsumsi makanan tertentu yang dapat memicu timbulnya penyakit.
misalnya di depan gerai fast food produk negara lain yang saat ini banyak bermunculan dipasang peringatan,
“hati-hati fast food pemicu obesitas, kolesterol, jantung koroner, dan lain-lain.

menteri kesehatan nafsiah mboi menjelaskan, kondisi kesehatan masyarakat jatim cukup bagus.
ini terlihat dari posisi jatim yang masuk enam provinsi terbaik pencegahan penyakit dengan cara aktif kegiatan fisik untuk usia 10 tahun ke atas dan mengonsumsi sayur buah.
nah, salah satu penyebab penyakit tidak menular adalah rokok, mulai penyakit paru-paru kronis, impotensi, dan  stroke.

“makanya kementerian kesehatan menyosialisasikan bahaya mengonsumsi rokok.
dan ini boleh diterima, boleh juga tidak,” terangnya.



terkait    #peringatan bahaya makan fast food, surabaya

baca juga



mantan pejabat rutan medaeng dilimpahkan ke kejari surabaya


judi di tps sampah dtc digerebek polisi


jambret apes, terjatuh dari motor dikeroyok warga


mpr minta mahasiswa jaga pancasila


satpol pp siap intensifkan patroli di sekitar kbs





penulis: mujib anwar

editor: parmin






tweet

Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.