Halaman

Rabu, 10 April 2013

5 Penjaga Perdamaian PBB Tewas dalam Serangan di Sudan Selatan








juba - lima personel penjaga perdamaian dan tujuh warga sipil yang bekerja untuk misi perserikatan bangsa-bangsa  di sudan selatan tewas dalam satu serangan mendadak oleh orang-orang tak dikenal di jonglei, negara bagian di bagian timur negara itu, kata pbb.
    "sedikitnya sembilan personel penjaga perdamaian dan warga sipil menderita cedera dalam serangan tersebut dan beberapa lainnya belum terhitung," kata misi pbb di sudan selatan (unmiss) dalam satu pernyataan.
    kementerian luar negeri india mengatakan personel penjaga perdamaian itu berasal dari india.
kebangsaan warga sipil yang tewas belum segera diketahui.
    para serdadu itu mengawal satu konvoi pbb dekat kota gumuruk di jonglei, negara bagian terpencil yang dilanda kekerasan antarsuku, perselisihan antarpeternak dan pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak.
    "(para penjaga perdamaian itu) dalam satu kelompok beranggota 32 personel ketika mereka diserang," kata juru bicara kementerian urusan eksternal india, syed akbaruddin, kepada reuters.
"kami dapat kabar lima orang tewas.
"    sejak meraih kemerdekaan dari sudan pada juli 2011, sudan selatan berjuang memberlakukan otoritasnya di kawasan tempat pertikaian bersenjata setelah selama berpuluh-puluh tahun perang saudara dengan khartoum.
    lebih 150 orang terbunuh bulan lalu di jonglei, negara bagian paling besar di sudan selatan, dalam pertempuran antara tentara sudan selatan dan pemberontak david yau yau, seorang pemimpin pemberontak yang bertempur melawan pasukan pemerintah.
    bulan lalu, tentara negara afrika itu melancarkan serangan terhadap yau yau di jonglei, tempat pemerintah akan mencari minyak dengan bantuan perusahaan total dari prancis.
    yau yau melancarkan pemberontakan tahun lalu, dengan dukungan dari kelompok sukunya murle, setelah kalah dalam pemilihan lokal pada 2010.
    satu stasiun radio gelombang pendek yang mempunyai hubungan dengan pemberontakan yau yau mengatakan kelompok itu melawan pemerintah sebagai reaksi terhadap perlakuan selama masa program perlucutan senjata di jonglei.
    kelompok-kelompok hak asasi manusia menuding tentara sudan selatan melanggar ham selama program yang dipaksakan itu untuk mengakhiri bentrokan-bentrokan antara suku murle dan lou nuer.
tentara membantah hal ini.

Source from: surya[dot]tribunews[dot]com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.