Halaman

Sabtu, 23 Maret 2013

Warga Ramai-ramai Kritisi Raperda RTRW Jember








suryaonline, jember - raperda rencana tata ruang wilayah (rtrw) kabupaten jember tahun 2011 - 2031 benar-benar mengundang banyak kritikan.
tidak hanya anggota panitia khusus (pansus) dprd jember yang mengkritisi, namun masyarakat juga ramai-ramai mengkritik.
bahkan, jumat (22/3/2013) siang sampai sore, seperti ada rapat pansus tandingan antara anggota pansus dprd jember dan sejumlah orang dari sejumlah lsm.
lsm meminta waktu untuk rapat dengar pendapat dengan pansus dprd jember yang sedang membahas raperda itu.
dari pantauan surya.
co.
id, lebih dari lima lsm juga sejumlah aktivis mengikuti rapat dengar pendapat itu.
direktur lembaga studi desa untuk petani sd inpers bambang teguh karyanto menegaskan, sebaiknya raperdaitu tidak dibahas lagi.
"dihentikan saja pembahasannya karena raperda ini membahas tentang hajat hidup jutaan warga jember hingga 20 tahun ke depan," tegas bambang.
ia beralasan banyak sejumlah kejanggalan dalam raperda rtrw.
sesuatu yang mencolok mata adalah raperda itu diduga kuat hanya sekedar 'copy' dan 'paste' dari daerah.
dia menunjukkan dokumen 'naskah akademik rtrw jember 2011-2031 yang memuat 'copy paste' dari kabupaten kebumen dan kabupaten wonosobo.
pada tabel 7.
2 tentang 'matrik kajian lingkungan hidup strategis (klhs) metode semi cepatuntuk mendukung produk rtrw kabupaten jember' halaman 27 hingga 32 ada beberapa poin yang jelas menunjukkan 'contekan' dari dua kabupaten di jawa tengah itu.
pada enam halaman itu tercetak jelas beberapa poin tentang peruntukan kawasan industri di desa kewayuhan, kedawung, dan peniron kecamatan pejagoan, kemudian desa giwangretno dan jabres kecamatan sruweng kabupaten kebumen.
ada juga poin yang menerangkan tentang waduk sempor dan waduk wadaslintang di perbatasan kabupaten kebumen dan kabupatenwonosobo.
sementara, aktivis lingkungan hidup dar  komunitas pecinta alam pemerhati lingkungan (kappala) jember, wahyu giri prasetyo menambahkan redaksional di raperda rtrw sangat kacau, terutama di bidang lingkungan.
"sangat tidak tepat membahasakan taman nasional meru betiri (tnmb) juga bahasan tentang lingkungan yang lain.
belum lagi kata-kata 'kawasan peruntukkan pertambangan'.
artinya itu kan memang digunakan untuk pertambangan yang kalau dilihat ada di kawasan konservasi dan hutan lindung," tegas giri.
sementara, prof achmad subagio dari universitas jember yang juga aktifis ketahanan pangan mengkritisi tentang industrialisasi.
ia berpendapat industri yang harusnya dikembangkan di jember adalah industri pertanian dan pangan.
"industri yang berbasis pertanian.
banyak potensi pertanian di jember.
ada kedelai, punya singkong juga punya cabai," tegas subagio.
ketua dprd jember saptono yusuf mengatakan akan menampung semua kritik dan aspirasi masyarakat tersebut.

Source from: surya[dot]tribunews[dot]com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.