Halaman

Minggu, 31 Maret 2013

Mantap Merancang Baju Pengantin








surabaya-hobi membuat baju sendiri sejak kecil akhirnya terbawa hingga dewasa.
melaty tengker (27) kini menggelutinya sebagai sebuah profesi.
busana rancangannya telah menempati kelas tersendiri bagi orang surabaya.
tak sia-sia segala upaya yang dirintisnya dari nol itu.
lima tahun berkarya mendesain gaun pengantin membuat melaty mengenal dengan baik siapa pelanggannya dan gaun seperti apa yang kemungkinan disukainya.
semua dipelajari dari pengalamannya sendiri.
fashion dan make up dikenalnya pertama kali dari orangtuanya, lilik juliati dewi p dan david ponda tengker, yang mengelola salon house of david.
lilik menekuni make up artist sedangkan david berkarya dengan tatanan rambutnya.
sekarang, manajer usaha ini di tangan daniel ponda tengker, kakak lelaki melaty.
melaty kecil suka baju pesta bermain make up untuk pernikahan.
"kalau melihat orang cantik yang mengenakan baju cantik itu rasanya senang," ungkap perempuan cantik ini ketika ditemui di hotel shangri-la, sabtu (23/3/2003).
saat di sma, melaty sering mendesain dan membuat baju sendiri.
"saya kadang bingung mau pakai baju apa ke pesta.
deretan koleksi baju nggak ada yang sreg, jadi ya buat sendiri saja," tuturnya.
serius dengan pilihannya, melaty belajar fashion design di london dan sekolah make up di paris setamat sma.
semua dijalaninya selama empat tahun, sejak 2003 hingga 2006.
dalam rentang waktu itu, dia memperluas wawasannya dan mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki.
"dipelajari bagaimana membuat desain baju dari bentuk benda-benda di sekeliling kami.
seperti kap lampu atau arloji,"  paparnya.
tak heran, waktu itu dia kemana-mana harus membawa buku sketsa untuk menuangkan ide yang terlintas ketika berada di perjalanan.
dan ini yang membedakan cara berpikir orang sana dan sini.
menurut melaty, di luar negeri belajar desain berarti juga mengembangkan kreativitas sebebas mungkin.
bukan sekadar mengutak-atik garis lurus, garis lengkung, dan pewarnaan.
di samping belajar, melaty juga menimba pengalaman sebagai make up artist.
pernah dia mendandani kontestan peserta kompetisi menyanyi di paris yang sekelas american idol.
begitu menyelesaikan studinya, melaty justru terjun di make up terlebih dulu.
"waktu ada klien pertama, nervousnya bukan main," ungkap perempuan kelahirn 15 maret 1986 ini sambil tertawa.
setahun kemudian fashion mulai dirambah dan bertahan sampai sekarang.
melaty terlebih dulu mendesain baju pengantin, baru ke gaun pesta.
tetapi sekarang dia lebih fokus pada wedding saja.
"kerja itu terasa menyenangkan kalau apa yang dikerjakan itu disukai," ucapnya sambil tersenyum.
pesanan kilatbutik gaun pengantin yang dikelolanya berada di jl wr supratman, surabaya.
jatuh bangun melaty merintis usahanya tersebut.
tenaga penjahit yang dipekerjakannya kadang putus di tengah jalan, sehingga dia harus mencari dan mengajari kembali seorang pekerja baru.
selain itu, teori yang dipelajarinya memang perlu, tetapi praktik lebih menentukan.
sehingga, butuh jam terbang yang tinggi.
"setiap orang itu beda dan pasti memerlukan penanganan yang berbeda pula," ujarnya.
seperti pada make up, bentuk wajah dan karakter orang satu dengan lainnya tidak sama.
sehingga, make up sangat perlu disesuaikan supaya terlihat apik.
melaty sendiri lebih banyak bermain di bahan tulle dan kain kaca, walaupun pada dasarnya mengikuti tren fashion dunia.
"orang surabaya masih banyak yang pakai duchess.
cutting gaun juga demikian, mereka lebih memilih ball gown," paparnya.
berbeda dengan kesukaan orang jakarta dan luar negeri yang menyukai model putri duyung, sedikit body fit di bagian pinggul dan paha serta disertai trail yang panjang.
konon, karena para orangtua calon pengantin di surabaya kurang suka dengan model tersebut atau karena ukuran pinggang besar.
namanya juga melayani pesanan orang.
apa mau klien ya diusahakan dikerjakan dengan baik.
ini dialami melaty ketika dipesan beberapa hari sebelum hari h untuk sesi pemotretan.
"saya ingat, hanya butuh waktu lima hari untuk menyelesaikan satu gaun pengantin," katanya.
pesanan mendadak seperti itu hanya dihadapinya dengan kesabaran.
umumnya, pesanan banyak berdatangan saat awal tahun hingga maret serta akhir tahun, sekitar november.
selain surabaya, klien sudah tersebar di jakarta dan lombok.
mereka langsung datang ke tempat butik melaty sembari berkonsultasi apa yang cocok untuk dikenakan di hari istimewa tersebut.
"baju pengantin di tempat saya kan bukan ready to wear, jadi harus dipesan dan diselesaikan satu per satu," jelasnya.
satu potong gaun pengantin buatannya rata-rata senilai rp 25 juta.

Source from: surya[dot]tribunews[dot]com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.