Anggap Mengungsi Lebih Berbahaya Daripada Letusan Gunung |
surya online, lumajang - apa yang diyakini warga ngadisari juga menjadi keyakinan warga di ranu pane, senduro, lumajang.
berjarak hanya belasan kilometer dengan puncak gunung semeru, warga di sana sama sekali tidak waswas dengan gejolak di perut gunung tertinggi di pulau jawa itu.
saat terjadi letusan, warga juga tidak mau mengungsi.
mereka yakin, gunung yang mereka sakralkan itu tidak akan melukai mereka.
sehingga warga tetap berladang menanam kubis, kentang, bawang dan kapri.
“di sini aman-aman saja,” ujar sri wahyuni, staf kantor desa saat di temui surya, senin (24/2/2014).
mereka menganggap pengungsian menjadi kata yang paling berbahaya ketimbang letusan gunung itu sendiri.
warga menganggap mengungsi adalah kematian bagi perekonomian dan membuat mereka menjadi beban orang lain.
karena itu, warga sedapat mungkin tidak mengungsi di saat terjadi peningkatan status gunung semeru dan bromo.
kehidupan warga di kaki gunung bromo dan semeru berjalan selaras dengan alam.
mereka bersahabat dengan alam dan setia menjalani pekerjaan sebagai petani.
suara gemuruh dari perut gunung, tak sedikitpun menggangu kegiatan mereka bercocok tanam.
“suara gemuruh sudah biasa kami dengar.
tidak masalah kok,” kata ibu tiga anak itu.
selain faktor sejarah panjang erupsi bromo, ada faktor lain yang membuat keyakinan mereka pada 'bisikan langit' begitu kokoh.
satu di antaranya, mereka minim referensi kasus-kasus jatuhnya korban berbagai erupsi gunung berapi di daerah lain.
misalnya kasus erupsi gunung merapi di yogyakarta.
mirip dengan di bromo dan semeru, masyarakat setempat lebih percaya pada tanda-tanda langit daripada sirine peringatan petugas.
walhasil, selalu saja ada korban nyawa yang tersapu wedhus gembel atau awan panas karena tidak mau mengungsi.
(ben)
terkait    #gunung bromo
berita terkait: liputan khusus ancaman gunung berapi
suku tengger yakini gunung sebagai pelindung
isu miring seputar bromo berpengaruh pada penghasilan
sensor gunung bromo kerap dicuri
warga tengger : gunung itu seperti orang tua, kita anaknya
pvmbg, ujung tombak pertama proses mitigasi
editor: titis jati permata
sumber: surya cetak
tweet
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.