Ada Gobak Sodor hingga Musisi Akustik

Ada Gobak Sodor hingga Musisi Akustik

surabaya -  seseorang perlu bertemu dengan orang lain yang memiliki minat dan perhatian sama pada satu hal agar lebih berkembang.
komunitas-komunitas untuk memperkuat ikatan tersebut bermunculan.
selama ini, banyak komunitas bertebaran di dunia maya.
beruntunglah, masih ada orang yang perhatian terhadap keberadaan mereka.
apa arti dunia maya jika tak bersua di dunia realita? kika dhersy putri, creative director thinktank!, mengamati pola ini dan mewujudkannya dalam acara kumpul 14 komunitas yang ada di surabaya.
"mereka selama ini hanya bertemu via twitter.
nah, program ini sebagai bentuk kopi daratnya," ujar kika di main atrium sutos townsquare surabaya, rabu (26/6/2013) malam.
sebut saja komunitas itu di antaranya kelas inspirasi jatim, kaskus regional surabaya, cangcor, hijabee, wosca, surabaya vogue, save street child, earth hour surabaya, surabaya beatbox, stand up indo surabaya, levitasi hore, nulisbuku club, goodreads indonesia, kojtsu, dan plurks surabaya.
lalu apa manfaat acara semacam ini bagi para anggota komunitas? dito kartiko, anggota save street child (ssc), sungguh memanfaatkan peluang dari program ini.
"saya itu anggota tiga komunitas, ssc, kaskus, dan mau daftar earth hour," ungkapnya.
bagi dito, mengikuti berbagai komunitas ini merupakan bagian dari kesadaran diri merambah bidang lain.
"teman-teman di kaskus dengan sendirinya sadar untuk bergabung komunitas lain supaya bisa memberi banyak informasi ke teman lain mengenai sesuatu yang baru," jelasnya.
di samping itu, cara ini membuatnya semakin berwawasan dan punya banyak teman.
selain sesi perkenalan antarkomunitas, program ini juga menghadirkan duo musisi akustik perempuan sashi dan yuni.
aksi panggung surabaya beatbox dan stand up indo surabaya, serta permainan dolanan lama gobag sodor yang pemainnya tak lain perwakilan dari masing-masing komunitas.

Source from: surya[dot]tribunews[dot]com