Halaman

Jumat, 21 Maret 2014

Diknas Surabaya Dinilai Diskriminasi Siswa









surya online, surabaya – bimbingan intensif bagi siswa pandai di sekolah-sekolah negeri dio surabaya, semakin menegaskan telah terjadi perlakuan yang berbeda terhadap anak-anak.
menurut  ketua hotline pendidikan jatim isa anshori upaya memberikan intervensi bagi siswa yang berkemampuan lebih itu telah menyalahi filofosi pendidikan dimana anak harus mendapatkan perlakuan yang sama.
kelebihan dan kekurangan serta keunikan harus dikembangkan, bukan malah dikotak-kotakkan.
“ini ironi ditengah gencarnya pendidikan yang memanusiakan manusia, ternyata di surabaya tidak,” katanya dihubungi, kamis (20/3/3014).
isa mempertanyakan kenapa justru siswa yang berkemampuan bagus yang mendapat intervensi lebih.
padahal jika ingin mengangkat kemampuannya, seharusnya siswa yang berkemampuan lemah yang justru harus lebih diintervensi.
dia menilai, program ini hanya untuk mengangkat nama kota surabaya di tingkat jatim dan nasional.
“surabaya itu kan tidak pernah masuk 10 besar terbaik ujian nasional, padahal anggarannya besar.
akhirnya melakukan upaya dengan mengumpulkan anak-anak yang pandai,” kritiknya.
perlakuan beda antara anak berkemampuan lemah, cukup dan lebih ini justru akan berdampak pada psikologi anak.
anak-anak yang dianggap pandai akan merasa dirinya super, dan akan menganggap siswa lain di bawahnya.
“padahal pendidikan yang memanusiakan manusia, ketika ada potensi yang berbeda harus diakui juga sebagai kelebihan,” tandasnya.
terpisah, salah satu siswa yang mengikuti program bimbingan khusus mengaku, dirinya dan teman-temannya setiap sabtu harus mengikuti pelajaran tambahan di sman 16 surabaya.
“saya sih cuek saja,” katanya, kamis (20/3/3014).
dia merasa mendapat tambahan pelajaran yang sangat bermanfaat untuk persiapan unas karena di sana diajak untuk latihan-latihan soal oleh guru-guru terbaik yang ada di sman 16, 20, 17 dan 14.
dengan pelatihan ini dia semakin termotivasi untuk meraih prestasi di unas,“ya, minimal tidak mempermalukan sma saya lah,” tukasnya.
kepala dinas pendidikan surabaya iksan mengatakan, program pelatihan intensif ini tidak hanya untuk siswa pandai.
siswa yang lemah pun diberi intensif.
hanya saja pendampingannya dilakukan di tingkat sekolah, bukan dikumpulkan dengan sekolah lain seperti siswa pandai.
hal itu beralasan karena yang mengetahui kemampuan siswa tersebut adalah sekolah yang bersangkutan.
“diharapkan dengan guru yang biasa menangani sehari-hari lebih familier dan mudah terserap,” katanya ditemui usai penandatangan pakta integritas di kantor dinas pendidikan jatim, kamis (20/3/3014).
dijelaskan iksan,untuk mengetahui kemampuan siswanya ini, masing-masing sekolah telah memetakan apakah siswanya masuk kelompok berkemampuan lebih, sedang dan kurang.
hal itu dilihat dari hasil evaluasi berkala yang dilakukan sekolah.
dari sini, sekolah akan menentukan intervensi apa yang tepat untuk masing-masing kelompok tersebut.
langkah untuk menggabungkan siswa berkemampuan lebih dengan sekolah lain dilakukan untuk memotivasi lagi mereka dalam mengasah potensinya.
“ibaratnya begini, kalau temannya butuh satu jam mengerjakan soal.
dia hanya setengah jam, tentu harus ada program tambahan.
dan dengan dikumpulkan itu mereka akan  ketemu teman baru, temotivasi lagi dalam melihat potensinya diri,” katanya.
  mestinya, lanjut iksan, siswa lainnya tidak perlu iri karena semuanya mendapat program pendampingan, hanya saja dengan porsi berbeda  sesuai dengan kebutuhannya.
dia membantah program ini hanya ingin mengejar target nilai terbaik unas tingkat jatim maupun nasional.
“kami ingin memberikan yang terbaik untuk semua anak.
sebenarnya kalau mau gampang mereka dilepas ikut bimbingan belajar (bimbel) sudah cukup.
tetapi ini kan tidak, guru-guru merasa terpanggil untuk mengasah kemampuan siswanya dan lebih memancing serta memotivasi agar mereka berkembang lebih baik,” katanya.
“saya juga suka keliling melihat mereka.
berarti ini kan kompak di masing-masing sekolah.
anak-anak butuh tambahan kalau ditangani guru sendiri tentu jenuh dan bosen,” tukasnya.




terkait #diknas, pembedaan, kemampuan siswa

baca juga



diknas pembedaan kemampuan siswa





penulis: musahadah

editor: wahjoe harjanto






tweet

Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.