surya online, surabaya - di bawah cabai rawit, beras, menjadi komoditi penyumbang angka inflasi terbesar kedua pada februari 2014.
ini berdasar data yang dirilis badan pusat statistik (bps) jatim, senin (3/3/2014).
“sekitar 20 persen produksi padi nasional dari sini.
tapi harga tetap naik terus.
ini tanda kalau stok buat jatim sendiri kurang,” kata kepala bps jatim, sairi hasbullah.
menurut hasbullah, sistem irigasi persawahan di jatim yang terlalu mengandalkan hujan menjadi penyebab utama.
ini berbeda dengan persawahan jabar yang punya irigasi bagus, sehingga stok beras tetap stabil.
“di kuartal tiga dan empat, biasanya kemarau datang.
ujung-ujungnya produksi sedikit, dan ini yang buat harga naik di akhir dan awal tahun,” kata kepala bps jatim, sairi hasbullah.
ketua persatuan penggilingan padi (perpadi) jatim, nurrahman, mengakui, musim punya dampak cukup besar dalam memukul produksi hasil pertanian.
ia mencontohkan, banyak perusahaan penggilingan padi di malang, gulung tikar, karena buruknya kualitas padi yang diterima.
“banyak yang jelek sehingga tidak bisa diproses.
ini membuat banyak penggilingan padi gulung tikar karena hasil tidak sebanding dengan padi yang dibeli,” kata nurrahman seraya menambahkan sulitnya petani mendapat pupuk juga menimbulkan efek tersendiri.
googletag.
cmd.
push(function() { googletag.
display('div-surya-article-bottom-signature'); });
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.