surya online, sumenep- sekitar 500 orang warga kecamatan masalembu, di pulau masalembu sumenep, berunjuk rasa ke kantor kecamatan masalembu, menuntut forum pimpinan kecamatan (forpimka), menindak tegas agen maupun sub agen nakal, yang menjual bbm dengan harga mencekik leher masyarkat.
dalam unjuk rasa yang dipimpin kepala desa suka jeruk, m supari, terlihat emosi, karena mereka hanya ditemui kapolsek masalembu, ipda marjito, serta danramil masalembu dan staf kecamatan.
sedang camat masalembu tidak ada di tempat.
situasi memanas, ketika pengunjuk rasa meminta forpimka menandatangani kesepakatan bersama, berisi kesanggupan merazia sub agen nakal.
alasan kapolsek menolak, belum ada izin dari kapolres sumenep.
massa pun emosi dan terus mendesak agar kapolsek dan unsur forpimka lainnya ikut menandatangani kesepakatan tersebut.
namun karena tidak forpimka tidak mau menanda tangani surat kesepakatan yang diajukan pengunjuk rasa, akhirnya massa memilih menyandera darul hasyim fath, anggota dprd sumenep yang tengah berada di masalembu.
massa meminta darul sebagai wakil rakyat, berada di pihak rakyat mendukung tuntutan rakyat tentang bbm tersebut.
kapolsek masalembu akhirnya menghubungi kapolres sumenep, mengkomunikasikan keinginan warga agar aparat kepolisian bersedia mendukung kesepakatan bersama untuk sweeping bbm itu.
di hadapan massa, darul mengatakan pihaknya memahami kemarahan warga masalembu, terkait mahal dan langkanya bbm selama berminggu-minggu.
keberadaan agen premium minyak dan solar (apms) di masalembu dianggap tidak membantu, justru menyulitkan masyarakat.
"harga bbm sekarang melambung tinggi yakni sebesar rp 15.
000 per liter.
ini kan keterlaluan.
padahal kemarin sudah ada kesepakatan di hadapan forpimka, harga eceran bbm tidak lebih dari rp 8 ribu per liter," kata ahmad soleh, korlap aksi.
dikatakan, selain mahal, selama dua minggu ini masyarakat kesulitan mendapatkan bbm, karena di pasaran tidak ada, alias menghilang.
baik di tingkat pengecer bahkan di agen juga kosong.
mereka menduga ada permainan antara apms dan sub agen bbm, karena selama ini apms ditengarai lebih banyak menjual bbm pada sub agen, dari pada pengecer.
sedangkan sub agen sengaja menimbun bbm untuk mengeruk keuntungan yang lebih banyak.
"ketika di pasaran bbm langka maka mereka akan menjualnya dengan harga tinggi pada masyarakat.
bila seperti itu, mau tidak mau kami terpaksa membeli, karena bbm merupakan kebutuhan bagi kami sebagai masyarakat nelayan,” bebernya.
baca juga
warga pulau masalembu ngluruk dewan
penulis: moh rivai
editor: satwika rumeksa
tweet
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.