surya online, purwokerto – kepala bidang geologi sumber daya mineral dan air tanah dinas energi dan sumber daya mineral (esdm) kabupaten banyumas, jawa tengah, sigit widiadi menyebut karakter erupsi gunung slamet cenderung eksplosif lemah.
"gunung slamet yang mencakup lima kabupaten, yakni banyumas, purbalingga, pemalang, tegal, dan brebes, dalam sejarah letusannya tidak pernah menunjukkan erupsi eksplosif kuat," katanya, di purwokerto, kabupaten banyumas, selasa (18/3/2014).
sigit mengatakan hal itu terkait munculnya keresahan masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya bahaya letusan gunung slamet pascastatusnya ditingkatkan dari normal (level i) menjadi waspada (level ii), senin (10/3/2014), pukul 21.
00 wib.
masyarakat khawatir peningkatan aktivitas gunung slamet akan menimbulkan bencana seperti halnya yang terjadi pada gunung merapi, gunung sinabung, dan gunung kelud.
sigit mengatakan, berdasarkan bentuknya, gunung slamet yang memiliki ketinggian 3.
432 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan gunung dengan tipe stratovolcano.
"untuk mengetahui seberapa besar tingkat bahaya gunung slamet, selayaknya kita dapat melihat sejarah dan kondisi gunung slamet secara lebih menyeluruh," katanya.
berdasarkan data vulkanologi yang dikeluarkan oleh badan geologi, kata dia, aktivitas gunung slamet sudah mulai tercatat dalam sejarah sejak 11-12 agustus 1772, dan hingga 1940, secara periodik 10 tahunan terjadi letusan.
hingga 1988, gunung slamet mengalami erupsi dengan hasil letusan abu dan leleran/kubah lava.
(ant)
terkait    #gunung slamet
berita terkait: gunung slamet waspada
empat desa diguyur hujan abu gunung slamet
siapkan jalur evakuasi warga lereng gunung slamet
petani sayuran tak terganggu aktivitas gunung slamet
bpbd petakan daerah rawan di sekitar gunung slamet
mbah rono : aktivitas gunung slamet masih normal
editor: titis jati permata
tweet
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.