![]() |
| Sujari Bersyukur Empat Anaknya Tak Ikuti Jejak Sebagai Pengemis |
surya online, surabaya - lelaki kurus berusia 67 tahun itu beberapa kali memegangi dadanya saat bernapas.
sambil duduk di tepian ranjang, dalam rumah bambu milik seorang tetangganya, ia berusaha mengingat-ingat pengalamannya menjadi pengemis.
selama puluhan tahun sujari menghidupi keluarga dari hasil mengemis.
ia menempuh jalan itu karena memang tidak memiliki keterampilan yang bisa diandalkan.
juga tidak memiliki lahan yang bisa digarap untuk menghasilkan uang.
sujari tidak seorang diri menjalani hari-hari sebagai peminta-minta.
banyak tetangganya di dusun duluran, desa gedangsewu, kecamatan pare, kabupaten kediri, yang melakukan hal sama.
dusun duluran inilah yang di kediri tersohor sebagai kantong pengemis, meski jumlahnya saat ini sudah turun drastis.
sebutan kampung pengemis memang melekat sejak dusun itu terbentuk.
dusun itu dulu merupakan kampung yang dibentuk pemkab kediri untuk menampung para pengemis dan gelandangan (gepeng), mereka yang biasa hidup di jalan jalan dan tempat umum seperti terminal, pasar, dan stasiun.
nama duluran dalam bahasa indonesia bermakna persaudaraan.
ya kampung itu memang terbentuk dari persaudaraan warga yang hidup kurang beruntung.
di masa tua sekarang ini, tidak ada sisa hasil melimpah yang bisa dinikmati.
satu-satunya hasil yang dibanggakan sujari adalah menyekolahkan keempat anaknya.
itupun semua hanya tamat sekolah dasar (sd).
“saya bersyukur, empat anak saya, tidak satupun yang mengikuti saya menjadi peminta-minta,” tuturnya kepada surya, yang menemuinya senin (30/6/2014).
sujari sendiri sudah pensiun hampir dua tahun silam.
tubuhnya yang kian renta tak memungkinkan dia berjalan dalam waktu cukup lama.
belum lagi gangguan sesak napas yang tak kunjung sembuh.
“dulu, saya mengemis bersama istri saya, manes.
tetapi, dia sudah meninggal lebih dulu pada 2005,” kata sujari.
selama menjalani pekerjaan sebagai pengemis, area operasinya hanya meliputi kawasan kabupaten kediri.
“seumur hidup saya, belum pernah tahu bagaimana kondisi daerah lain selain kediri.
saya tidak pernah ke mana-mana, apalagi surabaya,” sebutnya.
di kediri, reputasi pemburu sedekah dari dusun duluran sudah meluas.
hari jumat menjadi kalender favorit mereka untuk berkeliling kota kediri.
sasaran mereka adalah pasar, pertokoan, dan kompleks perumahan.
menjelang adzan jumat berkumandang, mereka biasanya bergeser ke masjid.
para jemaah yang salat jumat menjadi sasaran mereka.
masyarakat kediri sudah hapal betul dengan tradisi itu.
biasanya, para pemilik toko sudah menyiapkan uang receh untuk menyambut tamu saban jumat itu.
(ben)
terkait#pengemis
berita terkait: serbuan pengemis di bulan ramadan
pengemis mengaku terlantar setelah gagal mendapat pekerjaan
liponsos overload terima luberan pengemis yang terjaring razia
ini kota-kota yang menjadi sasaran pengemis berkedok proposal sumbangan
pengemis menjelajah sampai malaysia
tahu desanya masuk koran, pengemis ini balik kucing
editor: titis jati permata
sumber: surya cetak
tweet
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.